Rabu, 17 Juli 2013

Klaim Sebagai Imam Mahdi dan Al-Masih Yang Dijanjikan

Dalam tahuan 1890 beliau membuat karya tulis bernama Fath Islam, disusul kemudian oleh karya berikutnya Taudhih Maram. Kedua karya itu terbit tahun 1891, bersama karya tulis lain yaitu Izala Auham. Di dalam buku-buku tersebut beliau mengumumkan, berdasarkan wahyu yang beliau terima, Allah SWT., telah menunjuk beliau sebagai Mahdi dan Masih yang Dijanjikan. Klaim atau pengakuan beliau itu ditunjang oleh banyak ayat-ayat Al-Quran (diantaranya, 1:7; 24:56; 73:16)., serta Hadits-hadits Rasulullah SAW., begitu pula sesuai dengan pernyataan Nabi Isa as., sendiri yang terdapat dalam Biybel (seperti, kitab Yahya 14:3; Ibrani 4:28; Matius 29:39; dll).


Kita mencatat, di dalam Kitab Barahin Ahmadiyah, beliau masih memegang pendirian yang sama seperti kebanyakan kaum Muslimin tentang Nabi Isa as., yaitu masih hidup dilangit. Akan tetapi pada tahun 1891 ketika diberi tahu dengan wahyu bahwa Nabi Isa as., telah wafat, beliau mengubah pendirian itu. Beliau menyatakan kepada dunia, Nabi Isa as., telah wafat seperti para Nabi lainnya yang seperti umumnya manusia dan kuburan beliau terdapat di Srinagar, Kashmir. (Dard, 1948: 221). Ilmu pengetahuan moderen belakangan ini telah mengungkapkan penemuan-penemuan baru yang mendukung dan membenarkan pernyataan beliau diatas. (Baca, Selecta 616 tanggal 9 Juli 1973; dan Varia edisi Juni 1973).

Pada tahun 1986 di kota Lahore diadakan seminar agama-agama atas prakarsa beberapa tokoh yang bercita-cita hendak menghentikan sengketa antar agama di India. Dalam seminar itu wakil-wakil berbagai agama menampilkan lima pokok masalah, dengan syarat isinya tidak menyerang agama lain dan agar diketengahkan argumen-argumen yang langsung dari kitab sucinya masing-masing.

Kelima pokok masalah itu adalah sebagi berikut :

1. Keadaan jasmani, akhlak dan rohani manusia.

2. Keadaan manusia sesudah mati

3. Maksud hidup manusia di dunia dan Jalan untuk mencapainya

4. Akibat atau dampak perbuatan manusia di dunia dan di akhirat

5. Jalan-jalan atau sarana untuk memperoleh ilmu dan ma’rifat Ilahi

Oleh panitia seminar tersebut beliau pun diminta ambil bagian dan beliau menjanjikan akan ikut serta dalam seminar itu. Sebelum seminar itu berlangsung, beliau menerima kabar dari Tuhan, bahwa makalah beliau akan unggul. Kabar tersebut beliau umumkan dalam surat-surat selebaran. Beliau sendiri tidak dapat hadir dalam seminar itu, tetapi mengutus salah seorang pengikut beliau, Maulvi Abdul Karim, yang mendapat kehormatan membacakan makalah beliau.

Surat-surat kabar saat itu, dalam laporannya masing-masing, mengakui keunggulan makalah yang ditulis Hazrat Mirza Ghulam Ahmad itu. Seperti, The Theosophical Book Notes menulis: “Penampilan tentang agama Muhammad yang terbaik dan paling menarik, yang baru kita jumpai” (Sinar Islam, April 1981:25)

Makalah yang dibacakan dalam seminar agama-agama tersebut telah diterbitkan dalam berbagai bahasa, diantaranya dalam bahasa Arab dengan judul: Falsafah al ta’alim al Islamiyah, dalam bahasa Inggris dengan judul: The Teaching of Islam, juga dalam bahasa Indonesia dengan judul: Filsafat Ajaran Islam.

Mengenai kearangan itu pula, pujangga kenamaan Rusia, Leo Tolstoy, menulis: “The ideas are very profound and very true” – gagasan-gagasannya sangat mendalam dan sangat benar. Harian Bristol Times and Miror memberikan ulasan: “Jelas orangnya bukan orang sembarangan jika berbicara demikian ke khalayak barat itu”. Lalu, The Muslim Review (India) menulis: “Dengan membaca makalah kecil itu nyata diperhitungkan untuk menghilangkan banyak salah pengertian tentang Islam”. (Ibid)

Semenjak beliau menda’wahkan diri sebagai Mahdi dan Masih yang Dijanjikan, tak ada lagi waktu yang terluang bagi beliau. Beliau seorang diri menghadapi perlawanan dari pihak-pihak non-Islam yang anti Islam, dan dari ulama-ulama Islam yang tidak setuju dengan beliau, yang melancarkan berbagai tuduhan.

Pada tahun 1900, beliau menyempurnakan da’wah beliau kepada pihak Kristen dengan mengajak padri-padri di Lahore supaya “meminta keputusan Ilahi, siapa yang berdiri di pihak yang benar dan siapa yangberdiri di pihak yag bathil”. Tetapi, tantangan itu pun tidak terbalas.

Pada tahun 1893, terbit pula karya beliau “Aina Kamalati Islam “ berisi uraian-uraian yang mencerminkan keindahan dan keluhuran agama Islam, serta ajakan dan da’wah beliau kepada Ratu Victoria dari Inggris untuk memeluk agama Islam. Dengan kata-kata yang gagah dan berwibawa, beliau menulis:

“Hai, Sri Baginda Ratu. Berlimpah-limpah kebajikan Tuhan telah dianugrahkan kepada Sri Baginda Ratu dalam urusan duniawi. Kini, dambakanlah kerajaan rohani. Bertaubatlah, taatilah Dia, dan sanjunglah Dia, yang di dalam Kerajaan-Nya, tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai serikat. Wahai, Sri Baginda Ratu, terimalah Islam, dan Baginda akan selamat…”. (Lihat, Dard, Life of Ahmad, 1960 : 9).

Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad wafat pada tanggal 26 Mei 1908, dan dikebumikan di Qadian setalah berpesan kepada jemaat beliau dalam kitab beliau yang terakhir, Al-Wasiyat. (ibid., hal 15)

Saat beliau wafat (1908), beliau meninggalkan lebih kurang 400.000. (empat ratus ribu), orang pengikut. Kini, setelah 97 (sembilan puluh tujuh ) tahun kewafatannya, jumlah pengikutnya meningkat berlipat ganda, menjadi lebih 200.000.000. (dua ratus juta) orang, tersebar di lebih 180 (seratus delapan puluh) negara di dunia.

Fakta ini, tentunya merupakan bukti aktual, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, benar sebagai Utusan Allah, Al-Mahdi dan Al-Masih Yang Dijanjikan Kedatangannya oleh Rasulullah SAW,. Sebab, jika ia pendusta, palsu, sebagaimana kerapkali dituduhkan orang-orang yang antipati kepadanya, sudah pasti, Tuhan tidak akan membiarkan ia hidup bebas, lebih-lebih memiliki pengikut hingga ratusan juta, tersebar diseluruh dunia. Tetapi, Dia (Allah), pasti, akan menumpasnya dan membinasakannya dengan tangan kanan-Nya, sebagaimana janji-Nya (Lihat, Quran Surah 69, Al-Haqqah : 44-46).


Menarik kesimpulan dari kehidupan beliau, selama masa hayatnya, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, telah melaksnakan tugas-tugas suci sebagai berikut:

1. Memperkenalkan kepada dunia Tuhan Yang Hidup dan Berkata-kata seperti dahulu Dia berkata-kata.
2. Menghilangkan segala rintangan dan hambatan yang menghalangi hubungan antara Khaliq dan makhluq-Nya.
3. Memperkenalkan kepada dunia, Al-Quran-lah satu-satunya Kitab Suci, dan Muhammad SAW.,-lah satu-satunya Nabi, yang sanggup menuntun umat manusia ke jalan kebenaran.
4. Membendung arus orangorang-orang Islam yang menyebrang ke agama Kristen.
5. Mengembalikan umat Islam di bawah naungan satu Imam dengan perantaraan Khalifah-khalifah pilihan Tuhan.
6. Membuktikan kepada dunia, Islam adalah agama yang hidup dan sanggup menjawab segala tantangan dan persoalan yang menyangkut kehidupan umat manusia di segala zaman.

Hadhrat Ahmad berkata: “Dengarlah, wahai umat manusia, dan saksikanlah, bahwasanya Allah yang menjadikan langit dan bumi ini, telah memberi kabar ghaib kepadaku, Dia akan menyebarkan Jemaat ini diseluruh dunia, dan Dia akan memberi kemenangan kepada Jemaat ini diatas golongan lain, semuanya dengan jalan keterangan dan hujjah …. Aku datang hanya untuk menanam benih ini, dan aku telah menanamnya. Sekarang benih ini akan senantiasa tumbuh terus dan niscayalah akan berbuah pula, lagi tak ada siapa pun yang dapat menghalangi kemajuannya”.(Ahmad, Tazkirah, tt. : 635; Dard, 1948 : 445). ***


0 komentar:

Posting Komentar