Sabtu, 08 Juni 2013

Fitnah : Ahmadiyah memiliki tanah suci sendiri untuk naik Haji yaitu Qadian, India

Ahmadiyah tidak meyakini dan tidak pernah mengatakan naik haji ke Qadian di India atau ke Rabwah di Pakistan.


Ibada Haji Jamaah Ahmadiyah sebagai orang Islam adalah ke  Baitullah di kota Mekkah
Pendiri Jamaah Islam Ahmadiyah sendiri menyatakan dengan tegas bahwa “Kami tidak pernah membuat kalimah Syahadah atau shalat atau ibadah Haji atau masjid sekecil apapun yang terpisah dari mengikuti Muhammad Rasulullah saw; tugas kami adalah untuk mengkhidmati agama Islam ini (Malfuzhat, jilid VII, hal. 138 – 139, Cet. Add. Nazir Isyaat 1984). Jawab


1 komentar:

  1. Di dalam sebuah artikel yang berjudul MENJADI TAMU ALLAH, Suatu Reportase yang ditulis oleh Ny. Kamilah Daniel, dia menuliskan, “Sejak lama saya berhasrat besar untuk melihat kedua kota suci zaman akhir, Qadian di India dan Rabwah di Pakistan. Namun baru di penghujung tahun 79 yang lalu saya diundang Tuhan ke sana. Sengaja saya memakai istilah “diundang”, sebab menurut wahyu Ilahi yang diturunkan kepada wujud suci Imam Mahdi, Hadhrat Mirza Ahmad a.s.: “Telah Aku sediakan orang-orang dari seluruh penjuru bumi untuk datang ke tempatmu”. Selama kami berada di kedua kota suci itu kami selalu disebut tamu-tamu Allah, karena kedua hal inilah saya memakai istilah diundang itu. Keyakinan sebagai “tamu Allah” meresap jauh ke dalam lubuk hati, yang mampu meampakkan panorama indrawi yang serba indah.”
    Dari artikel tersebut dapat dipastikan bahwa orang-orang Ahmadiyah menganggap suci kedua kota tersebut, Qadian di India dan Rabwah di Pakistan. Kalaulah anggapan penulis yaitu Ny. Kamilah Daniel ini salah, sudah pasti pihak Ahmadiyah tidak akan mempublikasikan tulisan tersebut.
    Ny. Kamilah Daniel meneruskan tulisannya, “Bahisti Maqbarah adalah taman makam, dimana jasad wujud suci Imam Mahdi a.s. dan Khalifahnya yang pertama terbaring untuk selamanya. Taman ini adalah satu tempat yang diperlihatkan oleh Allah Ta’ala kepada Pendiri Jemaat Ahmadiyah lewat kasyaf, sebagai sebuah taman ahli surga. Taman itu sendiri adalah taman biasa bagi pemandangan orang Indonesia. Ia merupakan kebun kecil ditumbuhi beraneka pohon dan bunga-bungaan. Akan tetapi bila kita mengamati lebih jauh dari segi geografisnya, taman ini merupakan keajaiban alam. Sungguh suatu taman di atas sebidang tanah yang tidak terlalu luas ditumbuhi pepohonan yang menghijau dan subur, menyejukkan suasana. Sedangkan di sekelilingnya terhampar tanah keras yang berdebu dan gersang.”

    Jemaah Ahmadiyah mempunyai kapling kuburan surga di Qadiyan (kuburan Mirza Ghulam Ahmad). Ahmadiyah menjual sertifikat kuburan surga tersebut kepada jamaahnya dengan mematok harga yang sangat mahal. (dari buku Ahmad Hariadi, Mengapa Saya Keluar dari Ahmadiyah Qadiyani, Rabithah Alam Islami, Makkah Mukarramah, 1408 H/1988 M, hal. 64-65).

    BalasHapus